![](https://aditv.co.id/wp-content/uploads/2018/03/inti-240x162.jpg)
http://https://www.youtube.com/watch?v=GAGJSDjD8Bw
Yogyakarta – Guna mengakhiri ketimpangan sosial di indonesia perhimpunan indonesia tionghoa atau inti menggelar diskusi tertutup dengan sejumlah tokoh . seperti tokoh muhammadiyah buya syafi’i ma’arif tokoh nahdatul ulama kyai haji imam aziz serta peneliti gusdurian alisa wahid . pertemuan tertutup yang berlangsung selama dua jam ini digelar di sleman daerah istimewa yogyakarta .
dalam pertemuan tersebut dihasilkan sejumah poin kerjasama yang bertujuan akhir untuk mengurangi ketimpangan sosial di indonesia . seperti program entepreneurship di kalangan santri berbasis teaching expert program akses pasar untuk entepreneur program pertukaran penyemai moderatisme kebangsaan ke negara lain serta dukungan untuk penguasaan bahasa mandarin terutama bagi santri .
ketua umum inti tedi sugiyanto menyatakan pihaknya ingin membantu mengurangi permasalahan yang masih dialami masyarakat indonesia . hal ini dinilai sangat penting lantaran kesenjangan ekonomi dinilai menjadi hal paling krusial yang menyebabkan mudahnya masyarakat di pecah belah . tokoh muhammadiyah buya syafi’i ma’arif menyambut baik langkah nyata inti tersebut . pasalnya poros kekuatan dunia kini tidak hanya menjadi monopoli dunia barat saja cina sebagai negara yang mendominasi seperempat penduduk dunia diakui akan mengambil alih posisi negara-negara yang sekarang ini merajai dari segi bahasa dan ekonomi . untuk itu perlu adanya penciptaan sumber daya indonesia yang menyesuaikan kemampuannya namun tetap menjaga identitias indonesia .
sementara itu peneliti gusdurian alisa wahid menyatakan data tahun 2016 menyebutkan indonesia berada di urutan ketiga setelah rusia dan thailand dalam hal ketimpangan ekonomi . upaya-upaya penanganan ketimpangan sosial kini tidak lagi menjadi urusan negara saja namun harus diinisiatifkan oleh seluruh elemen masyarakat indonesia .
terkait kekhawatiran akan adanya anggapan miring dari program ini alisa wahid dan buya syafii maarif menyatakan warga nahdatul ulama dan muhammadiyah memiliki pemikiran terbuka dalam menerima kelompok masyarakat lain termasuk bangsa cina yang dinilai memiliki ideologi berbeda .